urusan masalah diare tidak jauh dari pembicaraan mengenai jamban, penyediaan air, dan perilaku. sebagaimana dikemukakan bahwa "tantangan pembangunan sanitasi di Indonesia adalah masalah sosial dan perilaku penduduk yang terbiasa buang air besar (BAB) di sembarang tempat, khususnya ke badan air yang digunakan untuk mencuci, mandi, dan kebutuhan higienis lainnya (Depkes RI, 2008).
patofisiologi diare :
1. gangguan osmotik
terdapatnya makanan dan minuman yg tdk dpt diserap usus shg mnybabkn tekanan osmotik rongga usus meninggi
2. gangguan motilitas usus
hiperperistaltik yg tinggi akan menyebabkan kesempatan usus untuk menyerap makanan lebih tinggi
3. gangguan sekresi
karena ada peningkatan isi rongga usus, maka menyebabkan peningkatan sekresi air dan elektrolit
gejala klinis diare :
1. frekuensi buang air besar lebih dari 4 kali
2. nafsu makan berkurang dan bahkan mungkin tidak ada
3. tinja cair berlendir bahkan sampai berdarah
4. dehidrasi, muntah
patofisiologi diare :
1. gangguan osmotik
terdapatnya makanan dan minuman yg tdk dpt diserap usus shg mnybabkn tekanan osmotik rongga usus meninggi
2. gangguan motilitas usus
hiperperistaltik yg tinggi akan menyebabkan kesempatan usus untuk menyerap makanan lebih tinggi
3. gangguan sekresi
karena ada peningkatan isi rongga usus, maka menyebabkan peningkatan sekresi air dan elektrolit
gejala klinis diare :
1. frekuensi buang air besar lebih dari 4 kali
2. nafsu makan berkurang dan bahkan mungkin tidak ada
3. tinja cair berlendir bahkan sampai berdarah
4. dehidrasi, muntah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar